12/10/2015



10 detik


Kejanggalan Sejarah Cerita Orang Lain - Pernahkah Anda merasakan sebuah kejanggalan di cerita-cerita yang selama ini kita dengar dari orang yang kita kenal maupun orang yang tidak kita kenal? Yang saya maksud adalah cerita yang diceritakan oleh orang lain tetapi bukan dia yang menjadi peran utamanya, jadi dia hanyalah perantara atau menceritakan cerita yang sebenarnya dia dapatkan dari orang lain juga. Apakah Anda percaya bahwa cerita tersebut benar-benar seperti itu atau tidak?

Nah, disini saya mempunyai sebuah contoh simpel mengenai harus percaya atau tidakkah kita kepada cerita-cerita tersebut. Dan contoh simpel ini pastinya sudah sering Anda lihat seperti permainan di dalam sebuah acara outbound.

Seperti ini, saya memerintahkan puluhan orang sedikitnya untuk berbaris lurus. Setelah itu saya akan memberikan sebuah kalimat yang pastinya saya menyampaikannya dengan ucapan, bukan dengan tertulis, kepada orang yang berada paling depan barisan tersebut. Ingat! Saya cuma menberi 1 kalimat, tidak banyak, dan bukan paragraf ataupun serangkaian cerita. Nah, orang yang berada pada barisan paling depan tersebut akan meneruskannya kepada orang yang berada tepat dibelakangnya dan itu akan dilanjutkan seterusnya sampai orang yang paling belakang.

Pasti Anda semua sudah tahu apa hasilnya kan? Iya, kalimat itu sudah berubah dari seperti yang aslinya yang seperti saya ucapkan pertama kali kepada orang yang berada paling depan tadi. Itu baru 1 kalimat, ingat itu baru 1 kalimat, belum 1 paragraf, ataupun 1 rangkaian cerita.

Disini kita bisa gambarkan bahwa saya didalam contoh tersebut adalah pemeran utama kejadian tersebut, lalu orang barisan paling depan tersebut adalah bisa digambarkan sebagai teman atau anak dari pemeran utama. Dan barisan kebelakangnya bisa digambarkan sebagai teman dari teman pemeran utama ataupun bisa digambarkan sebagai generasi setelah pemeran utama.

Dari sini kita bisa menemukan kejanggalan tersebut. Saya mengerti percaya itu baik, cuman saran saya gunakan akal pikiran kita sebelum mempercayai sesuatu, jangan hanya karena di beri penjelasan oleh orang yang kita kenal, kita menjadi langsung percaya dan melakukan hal itu. Gunakan akal pikiran kita terlebih dahulu dan tidak ada yang tahu masa lalu atau sejarah itu sebenarnya bagaimana, bisa saja yang dimaksud atau yang diinginkan si pemeran utama itu jauh berbeda dengan yang disampaikan orang saat ini kepada kita. Banyak orang bilang kalau berfikir jelek itu berdosa atau tidak baik. Iya benar berfikir jelek itu tidak baik tetapi jika berfikir jelek dengan menggunakan akal pikiran kita itu yang benar!. Justru kata-kata "berfikir jelek itu tidak baik", nah sebenarnya itu adalah doktrin kepada kita agar kita tidak bisa membuka pikiran kita.

Lihat para ilmuan dunia, mereka semua atheis. Mereka tidak memiliki penghalang untuk berfikir dan bisa menemukan segala sesuatu diluar dugaan kita. Saya bukan seorang atheis, saya memiliki agama. Dan disini saya tidak menyarankan Anda menjadi atheis. Tetapi saya hanya memberi Anda penjelasan seperti inilah pikiran seorang atheis yang bisa menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. Mereka tidak terikat masalalu yang membebani pikiran seolah-olah kita takut dosa. Di semua agama diajarkan, menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi kita dan di beberapa agama menjelaskan bahwa jika kita menuntut ilmu sama saja kita melakukan ibadah. See? Mereka mengizinkan kita mencari sesuatu yang belum kita tau, dan tuhan pun mengizinkannya. Kenapa kita harus takut dosa untuk mencari sesuatu yang belum kita tau?

Masih banyak sekali yang harus diteliti secara cermat untuk menemukan suatu kebenaran. Jangan takut dengan siapa-siapa, ini hidup kita, tidak ada yang berhak mengatur, tuhan pun melepas kita, kenapa orang lain mengikat kita?

Tuhan tidak hanya membiarkan kita hidup diam saja, kita harus menggunakan apa yang sudah tuhan berikan kepada kita seperti otak kita. Jangan hanya bilang takdir, takdir, dan takdir. Takdir itu ada diri Anda sendiri.

Selalu ingat dengan contoh kita yang diatas tadi, dan bandingkan atau cobalah untuk mencari tahu sendiri, tidak ada yang melarang Anda.

Cobalah untuk berfikir bebas, tetapi tetap gunakan akal pikiran. Jangan hanya mempercayai cerita dari mulut dan otak orang lain yang itu semua belum tentu yang sebenarnya terjadi.

Saya disini tidak bermaksud membicarakan tentang agama, tetapi saya ingin merubah pola pikir Anda semua agar Anda lebih berani untuk maju dan tidak hanya diam menuruti kata-kata orang lain.

Artikel diatas ditulis oleh seseorang yang merasakan kejanggalan dari semua omongan orang-orang dari waktu ke waktu, dan dia berusaha untuk berfikir bebas tanpa ada yang membatasinya tetapi tetap dengan tujuan ingin meluruskan atau mendapatkan ilmu yang belum pernah dia tau.

Sekian dulu Artikel tentang Kejanggalan Dari Cerita Masalalu Atau Sejarah. Dan mungkin untuk Anda sebagian akan berfikiran "penulis artikel ini gila", justru itulah fikiran orang-orang yang belum bebas (masih terbelenggu), cobalah untuk berfikir lagi, dan gunakan akal pikiran atau otak Anda. 

Nantikan artikel selanjutnya yang pastinya tetap di Artikelious.com. Artikel Gaya Hidup dan Kesehatan lainnya akan dikupas secara mendalam disini. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya...
Judul: Kejanggalan Dari Cerita Masalalu Atau Sejarah
Skor: 4.5 dari 5, oleh 7328 ulasan.
Ditulis oleh Artikelious.com dari berbagai referensi.


PERHATIAN! Jika Anda meng-copy artikel ini, mohon untuk sertakan 1 link aktif dibawah artikel yang mengarah ke halaman ini. Jika tidak, kami akan melaporkannya ke pihak Google untuk memproses Web/Blog Anda. Setiap hari kami mengecheck siapa saja yang mengCopy artikel kami. Terima kasih atas perhatiannya.

0 comments:

Post a Comment

Isi komentar dimohon untuk:
► TIDAK berisi promosi.
► TIDAK keluar dari topik.
► TIDAK mengandung SARA.
► TIDAK berisi link hidup ataupun link mati.
► TIDAK menggunakan bahasa yang tidak sopan.

*Jika Anda melakukan salah satu hal diatas, kami langsung reporting ke pihak Google dengan mencantumkan link Anda sebagai SPAM. [ Telah menghapus 214 komentar SPAM ]